Keinginan manusia untuk bermegah-megahan dalam soal duniawi, sering
melalaikan manusia dari tujuan hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya
itu setelah maut mendatanginya; manusia akan ditanya di akhirat tentang
nikmat yang dibangga-banggakannya itu.
Tafsir dan Asbabun Nuzul Ayat 1 - 8
Ayat 1:
Tafsir:
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 1
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1)
Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari Abu Hurairah, ia berkata, "Al Hakumut
Takasur turun karena ada kaitannya dengan dua kabilah dari seorang
Ansar, yaitu Bani Harisah dan Bani Al Haris, mereka saling membanggakan
kabilahnya masing-masing. Salah satu dari dua kabilah itu berkata,
adakah di kalangan kamu orang besar seperti si Anu? Yang lain berkata
begitu pula, mereka berbangga-bangga dengan orang-orang yang masih
hidup. Lalu mereka bersama-sama menuju ke kubur. Salah satu dari dua
kabilah itu mengatakan, "Adakah di antara kamu orang besar seperti ini
sambil menunjuk kepada satu kuburan? Dan yang lain berkata begitu pula,
lalu turunlah surah ini".
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa manusia sibuk bermegah-megahan
dengan banyak harta, teman dan pengikut, sehingga melalaikannya dari
kegiatan beramal. Mereka asyik dengan berbicara saja, terpedaya oleh
keturunan mereka dan teman sejawat tanpa memikirkan amal perbuatan yang
bermanfaat untuk mereka dan keluarga mereka.
Telah diriwayatkan dari Mutarrif dari ayahnya, ia berkata:
M أتيت النبي صلى الله عليه وسلم وهو يقرأ ألهاكم التكاثر قال يقول ابن آدم
مالي ومالك يا بن آدم ليس لك من مالك إلا ما أكلت فأفنيت أو لبست فأبليت
أو تصدقت فأمضيت وما سوى ذلك فذاهب وتاركه للناس.
Artinya:
Saya menemui Nabi SAW membaca: "Al Hakumut Takasur" beliau berkata.
"Anak Adam berkata: inilah harta saya dan harta kamu: Hai anak Adam!
engkau tidak memiliki dari hartamu kecuali apa yang telah engkau makan
dan telah engkau habiskan atau pakaian yang kamu pakai sehingga lapuk
atau harta yang telah kamu sedekahkan sampai habis, selain itu akan
hilang dan engkau tinggalkan bagi orang lain".
(H.R Maulim)
Dan telah diriwayatkan pula dari Anas bahwa Nabi SAW. bersabda:
لو أن لابن آدم واديا من ذهب أحب أن يكون له واديان ولن يملا فاه إلا التراب ويتوب الله على من تاب.
Artinya:
"Seandainya anak Adam memiliki satu lembah emas ia ingin memiliki dua
lembah emas dan tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) kecuali
mulutnya diisi dengan tanah kuburan dan Allah akan memberikan ampunan
kepada orang yang bertobat".
(HR. Anas bin Malik)
Sementara Ahli Tafsir ada yang berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah
bangga dalam berlebih-lebihan. Seseorang berusaha memiliki lebih banyak
dari yang lain baik harta ataupun kedudukan dengan tujuan semata-mata
untuk mencapai ketinggian dan kebanggaan, bukan untuk digunakan pada
jalan kebaikan atau untuk membantu menegakkan keadilan dan maksud baik
lainnya.
Asbabun Nuzul:
Tafsir / Indonesia / Sebab turun / Surah At Takaatsur 1
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1)
Imam Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Buraidah
yang menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan dua
kabilah dari kalangan Anshar, yaitu Bani Haritsah dan Bani Harits; kedua
kabilah itu saling bermegah-megahan dan saling bangga-membanggakan apa
yang mereka miliki. Salah satu di antara kedua kabilah berkata, "Di
antara kalian terdapat orang-orang yang seperti si Polan dan si Polan."
Demikian pula kabilah lainnya mengatakan hal yang sama. Akhirnya mereka
mengatakan, "Marilah kita semua pergi ke kuburan", lalu salah satu
kabilah mengatakan, "Di antara kalian terdapat orang-orang yang seperti
si Polan dan si Polan", mereka mengatakan demikian seraya mengisyaratkan
kepada kuburan itu. Demikian pula kabilah lainnya mengatakan hal yang
sama terhadap lawannya. Maka Allah menurunkan firman-Nya,
"Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam
kubur." (Q.S. At Takaatsur, 1-2) Imam Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah
hadis yang bersumber dari Ali r.a. yang menceritakan, pada asal mulanya
kami merasa ragu tentang siksa kubur, sehingga turunlah ayat ini mulai
dari firman-Nya, "Bermegah-megahan telah melalaikan kalian." (Q.S. At
Takaatsur, 1) sampai dengan firman-Nya; ."..dan janganlah begitu, kelak
kalian akan mengetahui." (Q.S. At Takaatsur, 4)
Ayat 2:
Tafsir:
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 2
حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan keadaan bermegah-megah di antara
manusia atau dengan usaha untuk memiliki lebih banyak dari orang lain
akan terus berjalan di antara mereka sehingga mereka masuk lubang kubur.
Dengan demikian mereka telah menyia-nyiakan umur mereka untuk yang
tidak berfaedah, baik dalam hidup dunia maupun untuk kehidupan akhirat.
Para Ulama berpendapat bahwa menziarahi kuburan adalah obat penawar yang
paling ampuh untuk melunakkan hati yang membatu, karena dengan ziarah
kubur itu manusia akan ingat mati dan Hari Akhirat, maka dengan
sendirinya akan membatasi keinginan-keinginan yang bukan-bukan.
Nabi Muhammad SAW. bersabda:
كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإنها تزهد في الدنيا وتذكركم الآخرة.
Artinya:
"Saya pernah melarang kamu menziarahi kubur, maka sekarang ziarahilah
kubur itu, karena menziarahi kubur itu akan membatasi diri dari
kemewahan dan mengingatkan kamu kepada kehidupan akhirat.
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 231, juz 30, jilid X)
Ayat 3:
Tafsir:
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 3
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3)
Kemudian Allah SWT dengan ayat ini memperingatkan bahwa bermegah
menimbulkan kekacauan dan permusuhan. Sebaliknya Allah menganjurkan agar
diciptakan kerukunan hidup, bantu membantu dalam menegakkan kebenaran
dan tolong-menolong dalam kebaikan dan dalam melestarikan hidup
bermasyarakat, dengan membina akhlak yang luhur dan budi pekerti yang
baik.
Asbabun Nuzul:
Tafsir / Indonesia / Sebab turun / Surah At Takaatsur 3
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3)
Imam Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis yang bersumber dari Ali r.a.
yang menceritakan, pada asal mulanya kami merasa ragu tentang siksa
kubur, sehingga turunlah ayat ini mulai dari firman-Nya,
"Bermegah-megahan telah melalaikan kalian." (Q.S. At Takaatsur, 1)
sampai dengan firman-Nya; ."..dan janganlah begitu, kelak kalian akan
mengetahui." (Q.S. At Takaatsur, 4)
Ayat 4:
Tafsir:
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 4
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4)
Dalam ayat ini Allah SWT mengulang ancaman-Nya dan ini adalah ancaman
sesudah ancaman, sebagaimana seorang tuan berkata kepada hamba
sahayanya: "Kukatakan kepadamu, jangan dikerjakan. Kukatakan kepadamu
jangan dikerjakan!".
Ayat 5:
Tafsir:
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 5
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5)
Dalam ayat ini Allah memperingati dalam bentuk perintah yaitu waspadalah
terhadap tingkah lakumu yang buruk itu, karena bila kamu tahu akibat
keinginanmu untuk berlebih-lebihan, sehingga menyibukkan kamu
mengerjakan pekerjaan yang tidak bermanfaat. Pendirianmu yang kamu
anggap benar itu sebenarnya adalah salah. Itu hanya sangkaan belaka yang
pasti berubah, karena tidak sesuai dengan kenyataan. Yang harus menjadi
pendirian adalah yang sesuai dengan kenyataan yang dapat disaksikan
oleh mata, oleh perasaan atau berdasarkan dalil sahih.
Ayat 6:
Tafsir:
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 6
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6)
Dalam ayat ini Allah menerangkan sebagian azab yang akan dialami oleh
orang yang bermegah-megahan itu karena kelalaian tersebut yaitu mereka
akan ditimpa azab di akhirat, mereka pasti akan melihat tempat itu
dengan mata kepala mereka sendiri, oleh sebab itu hendaknya selalu
mereka renungkan kedahsyatan azab itu dalam pikiran mereka agar membawa
mereka kepada perbuatan yang baik dan bermanfaat. Yang dimaksud dengan
melihat neraka Jahim adalah merasakan azabnya. sesuai dengan tujuan
Alquran dalam pemakaian kata-kata tersebut.
Ayat 7:
Tafsir:
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 7
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7)
Kemudian dengan ayat ini Allah menguatkan isi ayat sebelumnya, bahwa
azab itu benar-benar akan dirasakan oleh orang yang terpedaya itu. Oleh
karena itu siapa saja dan dari golongan apa saja hendaklah bertakwa
kepada Tuhannya serta menghindari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan
mereka disiksa. Hendaknya seseorang itu memperhatikan nikmat-nikmat
Allah yang ada padanya untuk dipelihara dan dipergunakan sesuai dengan
fungsi nikmat tersebut dan hendaknya pula jangan melakukan kejahatan
atau mengada-adakan kemungkaran dan janganlah seseorang dari kamu
mengharap-harapkan ampunan Allah hanya semata-mata dengan pengakuan
beragama Islam dengan memakai nama dan gelar yang muluk-muluk. sedangkan
ia menyalahi hukum-hukum Alquran dan tindakan-tindakannya sama dengan
tindakan musuh Islam.
Ayat 8:
Tafsir:
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 8
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8)
Dalam ayat ini Allah SWT, lebih memperkuat lagi celaan-Nya terhadap
mereka, bahwa sesungguhnya mereka akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan-kenikmatan yang mereka megah-megahkan di dunia, apa yang kamu
perbuat dengan nikmat-nikmat itu. Apakah kamu telah menunaikan hak
Allah daripadanya, atau apakah kamu menjaga batas-batas hukum Allah yang
telah ditentukan dalam bersenang-senang dengan nikmat tersebut. Jika
kamu tidak melakukannya, ketahuilah bahwa nikmat-nikmat itu adalah
puncak kecelakaan di hari akhirat.
Telah diriwayatkan bahwa Umar R.A., bertanya kepada Nabi Muhammad SAW.:
أي نعيم نسأل عنه يا رسول الله? وقد أخرجنا من ديارنا وأموالنا? فقال رسول
الله صلى الله عليه وسلم: ظلال المساكن والأشجار والأخبية التي تقيكم الحر
والبرد والماء البارد في اليوم الحار
Artinya:
"Nikmat apakah yang ditanyakan kepada kami, Ya Rasulullah, padahal kami
telah diusir dari kampung halaman kami dan harta kami?". Nabi SAW.
menjawab: "Naungan-naungan rumah, pohon-pohon, gubuk-gubuk yang
melindungi kamu dari udara panas dan dingin dan air yang sejuk di hari
yang panas".
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 232, juz 30, jilid X).
Dan telah diriwayatkan pula dari Nabi Muhammad SAW., beliau bersabda:
من أصبح أمنا في سر به معافي في بدنه عنده قوت يومه فكأنما حيزت له الدنيا بحذافيرها.
Artinya:
Barangsiapa yang bangun pagi dalam keadaan aman sentosa dalam
keluarganya, sehat walafiat badannya serta mempunyai bekal hidup untuk
harinya, maka seolah olah dunia dengan segala kekayaannya telah
diserahkan kepadanya.
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 232, juz 30 jilid X).
Translate:
1). Rivalry in worldly increase distracteth you
2). Until ye come to the graves
3). Nay , but ye will come to know!
4). Nay , but ye will come to know!
5). Nay , would that ye knew ( now ) with a sure knowledge!
6). For ye will behold hell fire
7). Aye , ye will behold it with sure vision
8). Then , on that day , ye will be asked concerning pleasure
Artinya:
1). Bermegah-megahan telah melalaikan kamu 1599 ,
2). Sampai kamu masuk ke dalam kubur
3). Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)
4). Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5). Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin
6). Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim
7). Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin 1600 .
8). Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
French:
102:1 La course aux richesses vous distrait,
102:2 jusqu'à ce que vous visitiez les tombes .
102:3 Mais non ! Vous saurez bientôt !
102:4 (Encore une fois) ! Vous saurez bientôt !
102:5 Sûrement! Si vous saviez de science certaine .
102:6 Vous verrez, certes, la Fournaise.
102:7 Puis, vous la verrez certes, avec l'œil de certitude.
102:8 Puis, assurément, vous serez interrogés, ce jour-là, sur les délices.
Italian:
102:1 Il rivaleggiare vi distrarrà,
102:2 finché visiterete le tombe.
102:3 Invece no! Ben presto saprete.
102:4 E ancora no! Ben presto saprete.
102:5 No! Se solo sapeste con certezza...
102:6 Vedrete certamente la Fornace.
102:7 Lo vedrete con l'occhio della certezza,
102:8 quindi in quel Giorno, sarete interrogati sulla delizia.
Malay:
102:1 Kamu telah dilalaikan (daripada mengerjakan amal bakti) oleh
perbuatan berlumba-lumba untuk mendapat dengan sebanyak-banyaknya (harta
benda, anak-pinak pangkat dan pengaruh), -
102:2 Sehingga kamu masuk kubur.
102:3 Jangan sekali-kali (bersikap demikian)! Kamu akan mengetahui kelak (akibatnya yang buruk semasa hendak mati)!
102:4 Sekali lagi (diingatkan): jangan sekali-kali (kamu bersikap
demikian)! Kamu akan mengetahui kelak akibatnya yang buruk pada hari
kiamat)!
102:5 Demi sesungguhnya! Kalaulah kamu mengetahui – (apa yang kamu akan
hadapi) – dengan pengetahuan yang yakin, (tentulah kamu akan mengerjakan
perkara-perkara yang menjadi bekalan kamu untuk hari akhirat).
102:6 (Ingatlah) demi sesungguhnya! – Kamu akan melihat neraka yang marak menjulang.
102:7 Selepas itu – demi sesungguhnya! – kamu (wahai orang-orang yang
derhaka) akan melihatnya dengan penglihatan yang yakin (semasa kamu
dilemparkan ke dalamnya)!
102:8 Selain dari itu, sesungguhnya kamu akan ditanya pada hari itu, tentang segala nikmat (yang kamu telah menikmatinya)!
Portuguese:
102:1 A cobiça vos entreterá,
102:2 Até que desçais aos sepulcros.
102:3 Qual! Logo o sabereis!
102:4 Novamente, qual! Logo o sabereis!
102:5 Qual! Se soubésseis da ciência certa!
102:6 Verdadeiramente, então, havíeis de ver a fogueira do inferno!
102:7 Logo a vereis claramente.
102:8 Então, sereis interrogados, nesse dia, a respeito dos prazeres (mundanos).
Spanish:
102:1 El afán de lucro os distrae
102:2 hasta la hora de la muerte.
102:3 ¡No! ¡Ya veréis...!
102:4 ¡No y no! ¡Ya veréis...!
102:5 ¡No! Si supierais a ciencia cierta...
102:6 ¡Veréis, de seguro, el fuego de la gehena!
102:7 ¡Sí, lo veréis con ojos de certeza!
102:8 Luego, ese día, se os preguntará, ciertamente, por la delicia.
Turkish:
102:1 Aldatıp oyaladı o çokluk yarışı sizleri,
102:2 Öyle ki, ziyaret edip saydınız kabirleri.
102:3 Ama iş öyle değil; yakında bileceksiniz!
102:4 Hayır, hayır! İş öyle değil! Yakında bileceksiniz.
102:5 İş, sizin bildiğiniz gibi değil! Ne olurdu, şaşmaz ve aldatmaz bir bilgiyle bilseydiniz!
102:6 Yemin olsun, o cehennemi mutlaka göreceksiniz!
102:7 Yine yemin olsun, onu gözünüzle apaçık göreceksiniz!
102:8 Sonra o gün, nimetten kesinlikle sorguya çekileceksiniz!
PENUTUP
Surat ini mengemukakan celaan dan ancaman terhadap orang-orang yang
bermegah-megahan dengan apa yang diperolehnya dan tidak membelanjakannya
di jalan Allah. Mereka pasti diazab dan pasti akan ditanya tentang apa
yang dimegah-megahkannya itu.
1. Pada surat At Takaatsur Allah menerangkan keadaaan orang yang
bermegah-megahan dan disibukkan oleh harta benda sehingga lupa mengingat
Allah, sedang surat Al 'Ashr menerangkan bahwa manusia akan merugi,
kecuali kalau mereka beriman, beramal saleh dan nasehat menasehati dalam
kebenaran dan kesabaran.
2. Pada surat At Takaatsur Allah menerangkan sifat orang yang mengikuti
hawa nafsunya, sedang pada surat Al 'Ashr menerangkan sifat orang-orang
yang tidak merugi.
Footnote:
1599. Maksudnya:
Bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan
seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan.
1600. `ainul yaqin artinya melihat dengan mata kepala sendiri sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat.
0 komentar:
Posting Komentar